Posts

Showing posts from April, 2016

Nikmatnya Kepiting Jumbo Singkil Khas Rumah Makan Kiniko Duo

Image
Nikmatnya Kepiting Jumbo Singkil Khas RM Kiniko Duo Selasa, 12 April 2016 Rumah Makan Kiniko Duo.  Dari dede rosadi  - Anda jangan mengaku pernah ke Kabupaten Aceh Singkil , bila belum mencicipi kepiting rebus berukuran jumbo yang dicocol dengan sambal khas Rumah Makan Kiniko Duo. Boleh jadi kepiting berukuran 1 kilogram bisa diperoleh di mana saja. Akan tetapi soal rasa nanti dulu. Daging kepiting tebal manis plus sambal yang bikin ngiler dan membuat air liur menetes dipastikan hanya ada di rumah makan yang lebih dikenal dengan sebutan Kiniko Anak Laut. Tempat makan di gubuk yang dibangun di atas hamparan air seluas mata memandang, akan bertambah sempurna manakala senja menyapa. Sambil makan tamu dapat menikmati detik-detik matahari tenggelam di ujung lambaian pohon cemara. Benar-benar suguhan makan yang sempurna. Belum lagi cara makan kepiting yang memberikan sensasi tersendiri. Tamu yang memesan kepiting terlebih dahulu diberi kayu balok kira-kira panjan

Lokan di Sungai Singkil

Image
Hamparan Lokan di Sungai, Benarkah 'Kasur' Buaya? Minggu, 10 April 2016  Laporan Yarmen Dinamika BANDA ACEH  - Aceh Singkil  memiliki sungai terpanjang di Aceh. Di sungai yang bernama Lae Alas atau Lae Soraya itulah hidup jutaan, bahkan miliaran (kerang) sungai dalam berbagai ukuran. Setiap hari, puluhan hingga ratusan pencari lokan menyelam untuk mendapatkan lokan di dasar sungai. Di titik tertentu, lokan luar biasa banyaknya. Tapi biasanya di tempat yang banyak lokannya, hampir selalu ada buaya. Lalu, benarkah hamparan atau tumpukan lokan di dasar sungai itu merupakan kasur bagi buaya saat ingin tidur? Diajukan pertanyaan seperti itu, Jumadil Akhir (42), menjawab bahwa itu hanyalah mitos. "Sejak kecil sudah saya dengar cerita seperti itu. Tapi setelah saya dewasa dan berprofesi sebagai penyelam lokan sekaligus pawang buaya, tahulah saya bahwa cerita itu ternyata hanya mitos," kata warga Desa Siti Ambia, Singkil,  Aceh Singkil  itu saat dih

Masjid yang Pertama dan Tertua di Aceh Singkil

Image
Masjid Agung Baiturrahim Singkil Baiturrahim Singkil Masjid Baiturrahim berada di Pusat Kota Singkil , Ibukota Kabupaten  Aceh Singkil , merupakan Masjid pertama dan tertua. Sebelumnya masjid ini bernama Masjid Jamik Baiturrahim yang dibangun di Singkil lama pada tahun 1256 H/1836 M, lalu dipindahkan ke Singkil Baru pada tahun 1909. Pada masa Kolonial Belanda, masjid ini sempat direnovasi, lalu pada tahun 1953 diperluas. Semula masjid ini berukuran 17 x 17 m dengan satu kubah, setelah mengalami perluasan ukurannya menjadi 20 x 30 m dan ditambah satu kubah kecil di sebelah timur. Gempa bumi dan gelombang pasang tanggal 28 maret 2005 telah menjadikan masjid ini mengalami keru-sakan berat. Untuk memperbaikinya pada tanggal 7 Mai 2005 telah dibentuk Panitia Pembangunan Masjid Baiturrahim yang bertugas untuk merehab masjid yang rusak agar bisa dipergunakan sekaligus merencanakan pem-bangunan masjid baru sebagai pengganti masjid yang rusak. Desain bangunan baru Masjid berukur

Kerajaan-kerajaan di Aceh Singkil bagian Hulu

Image
Kerajaan di Aceh  Singkil Kerajaan-kerajaan di Aceh Singkil Bagian Hulu Daerah ini pernah dikuasai oleh tiga kerajaan kecil (Sabeak). Masing-masing : Negeri dari Marga Angkat, Negeri dari Marga Tendang yang beribukota Panisihan dan Negeri dari Marga Buluara. Ketiga negeri tersebut akhirnya lenyap. Beberapa tahun kemudian muncullah Kerajaan Berguh Tugan di wilayah Simpang Kanan (sungai Simpang Kanan). Tepatnya terletak didekat Kampung Tugan. Menuju ke arah muara, di sekitar sungai Simpang Kanan tumbuh menjamur kerajaan-kerajaan kecil. Antara lain: Kerajaan Jantan Arus (seberang sungai Simpang Kanan), Kerajaan Bajar Pintor di Hilir Pakiraman, Kerajaan Betahpe didekat Kampung Surau, Kerajaan Kehing dan Raba (keduanya di belakang Cibubukan), Kerajaan Uhuk Latar (di belakang Surau) dan Kerajaan Huta Batu. Menurut trombo, kerajaan-kerajaan kecil itu tunduk kepada Kerajaan Pagaruyung Minangkabau, keturunan dari Cindur Mata. Ketika Putra Maharaja Minangkabau kawin dengan Putri Ace

Masih Terdapat Ribuan Buaya di Singkil

Image
Masih Terdapat Ribuan Buaya di Singkil Selasa, 5 April 2016 SINGKIL - Populasi buaya di seluruh suabupaten Aceh Singkil, diperkirakan berjumlah antara 2.000 hingga 3.000 ekor. Persentase terbanyak adalah anaknya, mencapai 70 persen dengan rentang usia antara 1-24 bulan. Informasi itu diungkapkan Jumadil Awal alias Koyong (42), warga Siti Ambia, Kecamatan Singkil, Aceh Singkil yang ditanyai  Serambinews.com  di desanya, Selasa (5/4/2016) siang. Di Singkil, Jumadil dikenal luas sebagai pawang buaya. Sebagai pawang, dia mendapati hampir tiap bulan ada puluhan anak buaya yang menetas, lalu masuk sungai dan terkadang berjemur secara berkelompok di pinggir sungai.  "Sekali bertelur induk buaya dewasa biasanya menghasilkan 80 butir telur," kata Jumadil. Dulu, saat di Singkil banyak biawak, sangat sedikit telur buaya yang sampai menetas, karena dimakan biawak. Tapi sejak tiga tahun lalu biawak di Singkil hampir punah karena diburu dan dijual warga  ke

Singkil Berperan Menyatukan Indonesia

Image
Home  »  Nanggroe  »  Aceh Singkil Singkil Berperan Menyatukan Indonesia Bocah perempuan asal Desa Ujung Limus, Simpang Kanan, Aceh Singkil, mendayung sampan menyebrang sungai Lae Cinendang, pulang sekolah dari SD Negeri 1 Lipat Kajang, Sabtu (27/2)  * Lewat Karya Hamzah Fansuri dan Abdur Rauf As-Singkili SINGKIL - Aceh Singkil memiliki kontribusi besar dalam sejarah persatuan Bangsa Indonesia lewat karya dan jasa putra terbaik kabupaten itu, Syeikh Hamzah Fansuri dan Abdur Rauf As-Singkili yang telah melahirkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa. Redaktur Pelaksana Harian Serambi Indonesia Yarmen Dinamika mengatakan hal itu pada kegiatan Orientasi Budaya Lokal 2016 di Oproom Kantor Bupati Aceh Singkil. Menurut Yarmen ada empat unsur yang menjadi pemersatu Bangsa Indonesia. Yaitu Bahasa Melayu, Agama Islam, perasaan sama-sama dijajah dan gotong royong. Bahasa Melayu merupakan cikal bakal lahirnya Bahasa Indonesia yang disebarkan tiga tokoh. Y
Image
Menikmati ’Sirkus’ Paus di Kepulauan Banyak Senin, 4 April 2016 Ikan paus terlihat diantara Pulau Palambak Besar dengan Rangit Besar, Kepualuan Banyak, Aceh Singkil, pekan lalu. Kepulauan Banyak menjadi kawasan lintasan paus bermigrasi ke Samudra Hindia  KEPULAUAN Banyak, Aceh Singkil, tidak hanya memiliki panorama alam yang indah. Namun objek wisata di Aceh Singkil itu juga kerap menjadi lintasan kawanan ikan paus. Kini fenomena di laut lepas itu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Nah, jika Anda ingin melihat kawanan ikan paus beratraksi ala arena ’sirkus’ seperti menyemburkan air laut ke udara, atau meliuk-liuk di antara gelombang laut, maka datanglah ke Kepulauan Banyak, Aceh Singkil. Sebab pada April inilah gerombolan ikan mamalia itu kerap terlihat melintas dalam perjalanannya berimigrasi ke Samudra Hindia. Lokasi gerombolan ikan paus acap terlihat melintas di antara Pulau Tuangku dengan Pulau Bangkaru. Kemudian antara Bangkaru dengan Samudra Hi

Adat Singkil

Image
“MERISIK” ADAT SINGKIL   ” MERISIK” ADAT SINGKIL Muhajir Al Fairusy, S.Hum, . MA , El Amin, SE  dan Rahmat Harun, S.Hi (Anggota Bidang pelestarian Pustaka dan Pembinaan Khasanah Adat dan Staf MAA)        Pukul 10.00 pagi, tanggal 18 November 2014, Tim perjalanan Kunjungan Kerja dari Majelis Adat Aceh, mulai berangkat dari Banda Aceh menuju Aceh Singkil. Jarak tempuh ke Aceh Singkil, dari Kota Banda Aceh membutuhkan waktu ± 13 (tiga belas) Jam perjalanan darat. Sepanjang jalan yang melewati 7 (tujuh) Kabupaten/Kota (Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Abdya, Aceh Selatan dan Subulussalam) hari itu, terus diguyur hujan lebat hingga ke Aceh Singkil. Tim baru tiba di Kabupaten Aceh Singkil pukul 00.05 dini hari, dan langsung menuju ke salah satu tempat penginapan yang ada di Kota Rimo. Kota Rimo sendiri, merupakan salah satu basis dari perdagangan Kabupaten Singkil, yang letaknya di tapal pertengahan antara Kota Subulussalam dan Aceh Singkil. Nama Singkil telah lam

Sejarah Penyerangan Gereja Aceh Singkil Sejak 1979

Image
Ini Sejarah Penyerangan Gereja Aceh Singkil Sejak 1979 Aceh Singkil -   Belasan polisi dan tentara berjaga di sekitar reruntuhan bangunan gereja di Desa Suka Makmur, Gunung Meriah, Aceh Singkil, pada Sabtu pagi, 17 Oktober 2015. Penyerangan dan pembakaran gereja yang terjadi pada Selasa, 13 Oktober lalu telah menyebabkan satu orang tewas, dan ribuan orang mengungsi. Ewen Silitonga, 32 tahun, pendeta gereja Aceh Singkil yang dibakar, mengatakan bahwa penyerangan terhadap gereja sering terjadi dan sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu. Ia berharap pemerintah segera mengambil sikap tergas untuk menghentikan konflik antar umat beragama. Berikut sejarah penyerangan gereja di Aceh Singkil sejak 1979. 1979 Daerah: Gunung Meriah Gereja: Pembangunan Gereja Gunung Meriah Jenis: Diprotes oleh umat Muslim dan melahirkan perjanjian 11 Juli 1979 dan ikrar bersama 13 Oktober 1979 27 Maret 1995 Daerah: Kecamatan Penanggalen Gereja: Kristen Protestan Pakpak Dairi (GKPPD) J

Pulau Banyak, Aceh Singkil

Image
Pulau Banyak, Aceh Singkil Pulau Banyak Kecamatan Negara   Indonesia Provinsi Aceh Kabupaten Aceh Singkil Pemerintahan  •  Camat - Luas - 27,196 Ha Jumlah penduduk - Kepadatan - jiwa/km² Desa / kelurahan 3 Letak Pulau Banyak Pulau Banyak, Aceh Singkil  adalah Gugusan Pulau-pulau kecil di Kabupaten Aceh Singkil provinsi Aceh. luas wilayah secara keseluruhan adalah 27,196 ha. Pulau Banyak yang terdiri dari gugusan pulau- pulau berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, tepatnya di ujung sebelah barat Pulau Sumatera. ada 99 buah pulau di gugus Kepulauan Banyak yang sangat layak dikembangkan menjadi objek wisata andalan. Termasuk keindahan alam bawah laut dan penyu hijaunya. Sebagai daerah kepulauan, Pulau Banyak selain memiliki laut yang cukup luas juga pantai yang sangat panjang dan indah, pantai Pulau Banyak tidak kalah dengan Pantai-pantai lain di indonesia. Pasir putihnya lebih lembut, lambaian daun- daun kelapa yang rindang semakin memperindah