Pembangunan Jembatan Kuala Baru Lamban

Pembangunan Jembatan Kuala Baru Lamban


(Analisa/suhardi jani padang) LIHAT: Mantan Senator Aceh, Adnan NS melihat tiang cor jembatan Singkil- Kuala Baru dari dermaga Kampung Kilangan, Singkil seperti monumen menggambarkan lambannya pembangunan jembatan tersebut, baru-baru ini.
Singkil, (Analisa). Mantan Senator Aceh, Adnan NS menyebutkan, pemba­ngu­nan jemba­tan yang menghubungkan Singkil- Kecamatan Kuala Baru, Aceh Singkil yang sangat lamban, dinilainya men­jadi bukti diskriminasi yang dilaku­kan oleh Pemerintah Aceh ke­pada wilayah Barat Selatan dan Leuser Antara.
Betapa tidak, ujarnya, selama 70 tahun lebih Indonesia mer­deka na­mun Kecamatan Kuala Baru dengan ri­buan jiwa pendu­duknya masih teriso­lir, hanya bisa dijangkau dengan pera­hu kecil me­lalui Sungai Singkil dan kanal kecil yang disebut banda sampik.
Mantan Ketua PWI Aceh ini ketika mengunjungi Singkil, baru-baru ini, menyebutkan, warga di kecamatan ini hidup de­ngan serba keterbatasan, layaknya sebelum merdeka. “Untuk berobat ke rumah sakit di Singkil, membawa materil bangunan dan berbagai hal lainnya sangat sulit,” ungkap Adnan menje­laskan keterbe­lakangan daerah ini dengan daerah lainnya di Barat Selatan dan Leuser Antara.
Sementara pembangunan jem­batan yang didambakan untuk meng­hu­bung­kan daratan Singkil, ibukota kabupaten dengan kecamatan ini dilakukan setengah hati, yang dibuk­tikan empat tahun terakhir hanya baru dua tiang cor beton yang telah siap.
Beda Wilayah Timur
“Berbeda dengan pembangunan wi­layah timur Aceh, maka pemba­ngu­nan terlihat terencana baik dengan peng­anggaran yang cukup. Jembatan atau mega proyek lainnya de­ngan cepat rampung pembangunannya,” tegas Adnan NS.
Gambaran lain disebutkankannya pembangunan jembatan yang meng­hu­bungkan Pulau Balai dan Pulau Teluk Nibung di Keca­matan Pulau Banyak, hampir 10 tahun belum juga ram­pung.
Begitu juga, ungkap Adnan, Kuala Singkil yang tidak bisa lagi dile­wati kapal angkutan masyarakat karena ter­jadi pen­dangkalan tidak dapat di­ke­ruk lantaran keterbatasan angga­ran kabupaten membeli kapal keruk.
Semua itu, menurut Adnan, akibat kurangnya perhatian Pe­merintah Aceh untuk wilayah Barat Selatan dan  Leuser  Antara. Adnan yang da­tang membawa investor bidang peri­kanan me­nambahkan, kondisi ini menyebabkan menguatnya keinginan masyarakat wilayah ini untuk berdiri sendiri dengan memben­tuk provinsi baru yakni  Provinsi Alabas ( Aceh Leuser Antara  Barat Selatan).
Dia yakin Provinsi Alabas menjadi jawaban permasalahan keterbela­kangan pembangunan di wilayah Barat Selatan dan Leuser Antara
Bupati Aceh Singkil, Safriadi yang ditanya wartawan terkait dengan pem­bangunan jembatan yang sering disebut jembatan impian itu, hanya menyebutkan pembangunan jemba­tan dimak­sud menjadi urusan Peme­rintah Provinsi Aceh. 
Sumber: http://harian.analisadaily.com/aceh/news/pembangunan-jembatan-kuala-baru-lamban/223801/2016/03/22

Comments

Popular posts from this blog

Lokan di Sungai Singkil

Bisikan Sang Perantau di Bulan Ramadhan